Berita
ACIAR Project FST 2016/144 “Inception Workshop for Project Extention”

ACIAR Project FST 2016/144 “Inception Workshop for Project Extention”

PUSTANDPI (9 Februari 2022)_Proyek ACIAR FST 2016/144 ‘Improving Community Fire Management and Peatland Restoration in Indonesia’ (atau yang juga dikenal dengan sebutan ‘Gambut Kita’) adalah proyek penelitian yang bersifat multi disiplin dan multi pihak di bawah kerjasama pemerintah Indonesia (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) dan pemerintah Australia. Dokumen proyek ini selesai ditandatangani para pihak pada bulan April 2018 dan akan berlangsung hingga Juni 2023. Proyek ini dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah Indonesia dalam merestorasi lahan gambut yang berkelanjutan dan adil, serta penanganan kabakaran hutan dan lahan (karhutla).

Tim ACIAR saat mengikuti acara ACIAR Project FST 2016/144 “Inception Workshop for Project Extention” secara daring pada Rabu (9/2/2022) di Australia.

Di tengah kenaikan kasus virus COVID-19 varian Omicron yang sedang melanda tanah air saat ini, Pusat Standardisasi Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim (PUSTANDPI) memfasilitasi pertemuan proyek ‘Gambut Kita’ secara virtual yang dilaksanakan selama dua hari (9-10 Februari 2022) bertema “Inception Workshop for Project Extention”. Pertemuan ini dihadiri oleh 60 peserta dari Indonesia dan Australia. Hadir dalam pertemuan tersebut Tenaga Ahli Menteri LHK Bidang Pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Riset Lingkungan, Dr. Henry Bastaman; Kepala PUSTANDPI, Dr. Ir. Kirsfianti L. Ginoga, beserta jajarannya; Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen LHK Banjarbaru; Kepala Balai Penerapan Standar Instrumen LHK Palembang; Pimpinan tinggi ACIAR, Dr. James Quilty; Pimpinan Proyek, Dr. Daniel Mendham; dan tim proyek ‘Gambut kita’ dari CSIRO, Australian National University (ANU), Royal Melbourne Institute of Technology (RMIT), University of Sunshine Coast, University of Melbourne, PUSTANDPI, Pusat Standardisasi Instrumen Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (PUSTARHUT), Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF), dan Yayasan Tambuhak Sinta (YTS), dan Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Pertemuan ini mempunyai empat tujuan yaitu 1) menyampaikan progress kegiatan penelitian yang meliputi pemahaman tentang sumber dan penyebaran kebakaran lahan gambut, penghidupan masyarakat, tanah gambut, dan kebijakan, 2). mendiskusikan kegiatan proyek selama 1,5 tahun ke depan, 3). mengidentifikasi kontribusi proyek ‘Gambut Kita’ terhadap BSI-LHK, dan 4). mendapatkan sinergitas proyek ‘Gambut Kita’ dengan program nasional.

Kepala BSI LHK Ir. Ary Sudijanto, M.SE. saat membuka acara ACIAR Project FST 2016/144 “Inception Workshop for Project Extention” pada Rabu (9/2/2022) di Bogor.

Pertemuan dibuka oleh Kepala Badan Standardisasi Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSI LHK), Ir. Ary Sudijanto, M.SE. Dalam sambutannya, Ary menyampaikan bahwa proyek ‘Gambut Kita’ adalah pekerjaan besar yang mencakup berbagai aspek dari sosial, ekonomi, lingkungan, teknis, tata kelola, dan kebijakan. Selain itu, kegiatan ini juga membutuhkan keterlibatan dan dukungan berbagai pemangku kepentingan mulai dari tingkat pusat hingga tapak, mitra pembangunan, serta dukungan dari ilmuwan dalam bentuk temuan ilmiah. “Kami percaya bahwa proyek ini dapat memberikan kontribusi ilmiah dalam mendukung upaya pencegahan kerusakan, keberhasilan restorasi lahan gambut yang terdegradasi, dan kesejahteraan masyarakat, terutama mereka yang hidup dan bergantung pada lahan gambut untuk mata pencaharian mereka. Saya sangat menghargai dedikasi tim ini untuk membantu menemukan solusi dalam memecahkan masalah nyata”, ujar Ary yang baru dilantik sebagai Kepala BSI akhir tahun lalu.

Pertemuan yang berlangsung selama dua hari ini berjalan dengan lancar. Peserta dapat berkontribusi secara aktif dan maksimal dengan menggunakan alat ‘Miro whiteboard’. Adapun beberapa poin penting yang dihasilkan dari pertemuan ACIAR ini antara lain:

  • Kontribusi proyek ‘Gambut Kita’ untuk BSI berupa instrumen penilaian terkait sistem peringkat bahaya kebakaran gambut (Fire Danger Rating System/ FDRS), mata pencaharian prospektif di lahan gambut, keberhasilan restorasi gambut, dan kapasitas masyarakat untuk mengelola gambut secara berkelanjutan
  • Pengembangan peta jalan menuju restorasi lahan gambut berkelanjutan
  • Visi restorasi lahan gambut tropis berbasis bukti

Melalui pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan output yang baik untuk keberlanjutan proyek ‘Gambut Kita’, sehingga dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi Indonesia dalam upaya mencegah kerusakan gambut lebih lanjut dan memulihkan lahan gambut yang terdegradasi.

Penulis: Niken Sakuntaladewi dan Muhammad Iqbal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *