Berita
Pusbangmitigasi Turut Tanam Pohon: Kompensasi Emisi Jejak Karbon

Pusbangmitigasi Turut Tanam Pohon: Kompensasi Emisi Jejak Karbon

Kegiatan penanaman tidak hanya merupakan bentuk mitigasi terhadap bencana banjir, tetapi juga menjadi strategi mitigasi sebagai kompensasi (offset) emisi atas jejak karbon yang ditimbulkan. Sebagaimana aksi penanaman yang dilakukan oleh Kementerian Kehutanan di  Rumpin, Kabupaten Bogor (17/05/2025).

“Pada hari ini saya bangga ide penanaman ini dapat berjalan hari ini, bahwa kita mulai menghitung jejak karbon kita dan mengkompensasikan demgan menanam pohon,” tutur Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni.

Penghitungan jejak karbon (carbon footprint) lingkup Kementerian Kehutanan telah dimulai sejak awal tahun 2025 berdasarkan aktivitas operasional organisasi selama tahun 2024. Pengumpulan data untuk penghitungan jejak karbon dari seluruh satuan kerja Eselon 2 di tingkat pusat.

Sebagai informasi, Pusbang Mitigasi berperan aktif dalam penyusunan panduan dan penghitungan emisi. Melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 59 Tahun 2025 tentang Tim Kerja Penghitungan Jejak Karbon Lingkup Kementerian Kehutanan, Kepala Pusbang Mitigasi berperan  sebagai sekretaris dan jajaran staf sebagai sekretariat teknis, serta dipandu sebagai ketua adalah SAM Bidang Perubahan Iklim, Prof. Haruni Krisnawati.

Dilaporkan oleh Haruni Krisnawati, saat ini diketahui bahwa estimasi total jejak karbon lingkup Kementerian Kehutanan selama satu tahun terakhir adalah sebesar 22.317 ton CO2e, dengan kisaran sumber emisi sebanyak 63% dari penggunaan listrik, 25% dari kegiatan perjalanan dinas dan transportasi, serta 20% dari kegiatan operasional kantor.

Menhut Raja Juli berharap, hasil penghitungan jumlah emisi di tahun depan akan berkurang, serta kegiatan penanaman terkait tetap berlanjut. “Mengingat penyumbang emisi terbesar adalah akibat penggunaan listrik, saya minta agar ada kesadaran dari diri kita, untuk menghemat listrik. Lampu dimatikan jika tidak digunakan, bahkan di ruang istirahat saya sendiri,” pesan beliau.

Haruni juga menerangkan bahwa, dengan estimasi satu pohon rata-rata mampu menyerap ± 22 kg CO₂ per tahun, maka dibutuhkan minimal 976.158 pohon untuk mengimbangi emisi dalam periode satu tahun. “Apabila estimasi rata-rata 1 ha ditanami 400 pohon, maka diperlukan areal untuk penanaman minimal seluas 2.516 ha,” jelasnya.

Menurutnya, kegiatan penanaman ini juga sebagai langkah untuk mengatasi lahan kritis untuk mengurangi degradasi lahan, sejalan dengan upaya rehabilitasi hutan dan lahan, perlindungan Daerah Aliran Sungai (DAS), pencapaian Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 untuk cadangan karbon. Ia juga berpesan setelah kegiatan penanaman, perlu diiringi dengan monitoring keberhasilan penanaman dan pertumbuhan.

“Bertepatan dengan peringatan Hari Degradasi Lahan Sedunia setiap tanggal 17 Juni, maka kita menyadari bahwa peran hutan sangat penting sebagai penopang kehidupan, cadangan karbon, mencegah erosi dan sebagai daya dukung lingkungan. Kegiatan penanaman ini sebagai aksi nyata komitmen berkelanjutan Indonesia dalam penanganan degradasi lahan,” pungkasnya.

Pada lahan seluas 2,05 ha milik Biro Umum yang berlokasi di Rumpin ini, sebanyak kurang lebih 1.000 bibit telah ditanam, yang terdiri dari jenis mahoni, sengon, alpukat, nangka, petai, jengkol, durian, sukun, dan klengkeng. Turut berpartisipasi dalam penanaman ini, Kepala Pusbang Mitigasi, Wening Sri Wulandari, bersama jajaran dan sekretariat teknis Tim Kerja Penghitungan Jejak Karbon. Dalam kesempatan yang sama, Wening berkesempatan memperkenalkan tim sekretariat teknis kepada Menhut Raja Juli, sebagai tim dibalik layar perhitungan emisi yang mengkoordinasikan pengumpulan data dan menelaah perhutungan emisinya. Menhut Raja Juli menyampaikan apresiasinya kepada tim Pusbang Mitigasi dan mengabadikan dengan foto bersama. Penanaman juga diikuti oleh seluruh pejabat tinggi madya, pejabat tinggi pratama, pejabat struktural, staf, dan sekitar 249 orang CPNS di lingkup Kementerian Kehutanan. Jajaran struktural Pusbang Mitigasi  dan tim sekretariat juga turut aktif menanam.(*)


Penanggung jawab berita :
Dr. Wening Sri Wulandari – Kepala Pusbangmitigasi
Kontributor berita :
Tim media Pusbangmitigasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *