
Pusbang Mitigasi Tegaskan Pentingnya Peran Hutan untuk Mitigasi, Adaptasi dan Ketahanan Bencana dalam Pertemuan 21st AWG-FCC
Negara-negara di ASEAN bersama-sama dengan mitra pn mengikuti The 21th Meeting of the ASEAN Working Group on Forest and Climate Change (AWG-FCC) pada Selasa (29/4). Tahun ini, pertemuan dipandu oleh Ministry of Nature Resources and Environmental Conservation Myanmar sebagai chairman.
The 21st AWG-FCC 2025 diselenggarakan pada Selasa (29/4) secara daring dengan host country Myanmar, sekaligus selaku chairperson dan Philippine selaku vice chairperson.
Mewakili Indonesia sebagai lead country, Kepala Pusbang Mitigasi, Dr. Wening Sri Wulandari menyampaikan remark sekaligus mengawali agenda pertemuan 21st AWG-FCC. Wening menyampaikan bahwa Indonesia merasa terhormat sebagai Lead Country bagi AWG-FCC Indonesia, serta memperoleh kesempatan untuk bekerja bahu-membahu dengan sesama Negara Anggota ASEAN dan mitra terkait untuk mengembangkan kolaborasi.
“Kolaborasi regional ini penting untuk mengatasi dua tantangan paling mendesak saat ini yaitu perubahan iklim dan keberlanjutan hutan” tegas Wening.
Ia juga menegaskan bahwa hutan bukan hanya penting dalam konteks untuk penurunan emisi namun juga sangat penting sebagai kesatuan ekosistem untuk menopang biodiversitas, sumber air, ketersediaan pangan, dan sumber penghidupan. Dalam menghadapi bencana perubahan iklim, ia menegaskan bahwa peran hutan tidak hanya untuk mitigasi, namun juga untuk adaptasi dan ketahanan bencana.
“Kita diingatkan bahwa menghadapi risiko iklim yang semakin meningkat, peran hutan menjadi semakin penting—tidak hanya untuk mitigasi, tetapi juga untuk adaptasi dan membangun ketahanan jangka panjang,” tuturnya.
Sebagai lead country, Indonesia menekankan bahwa pertemuan ini bukan sekadar ruang pelaporan dan peninjauan. Namun, juga sebagai sarana untuk memperkuat kepercayaan, sinergi, antara negara-negara ASEAN, juga penguatan jejaring dengan para mitra, khususnya dalam menghadapi berbagai tantangan ke depan, dan memberikan solusi.
“Semoga pertemuan ini menjadi platform untuk memperkuat komitmen dan tanggung jawab kita bersama, saling menginspirasi, dan melangkah maju bersama.”, ujarnya.
Sebagai tambahan informasi, AWG-FCC mempunyai peranan dalam memberikan rekomendasi terkait kehutanan dan perubahan iklim khususnya terkait upaya untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan strategi adaptasi serta mitigasi perubahan iklim melalui sektor kehutanan.
Dilansir dari asean.org, AWG-FCC berfungsi:
- Mempromosikan pemahaman bersama ASEAN dan pertukaran informasi dan pengetahuan tentang praktik terbaik dalam menangani isu perubahan iklim;
- Mengkoordinasikan respons regional terhadap isu perubahan iklim dan dampaknya terhadap hutan dan lingkungan serta meningkatkan implementasi efektif hasil Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim dan konvensi terkait;
- Meningkatkan pembangunan kapasitas, termasuk penelitian dan pengembangan (R&D), memobilisasi sumber daya untuk lebih memperkuat implementasi kegiatan hutan dan perubahan iklim di AMS, dan meningkatkan kesadaran publik; iv) menanggapi isu-isu yang muncul tentang hutan dan perubahan iklim sebagaimana diidentifikasi dalam agenda dan program kerja ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) dan ASEAN Ministers on Agriculture and Forestry (AMAF)
Dalam kesempatan tersebut Indonesia menyampaikan Country Progress Reports on National Initiatives on Forest and Climate Change; update POA for Asean Cooperation on Forest And Climate Change (2021-2025); Discussion nn Terms of Reference (ToR) and The Rules of Procedure (RoP) of AWG-FCC; Update from COP29 of the UNFCCC; dan Preparation for the COP 30 of The UNFCCC.
21st AWGFCC ini dihadiri oleh 10 negara ASEAN dan Timor Leste, ASEAN Secretariat, dan mitra pada sesi open session. Sementara Delegasi Indonesia dipimpin oleh Kepala Pusbang Mitigasi selaku HoD, dan anggota DELRI perwakilan dari Sekretariat AWG-FCC, Kementerian LH (Dit. MSPPI, Dit. IGRK & MRV, Dit. Adaptasi), dan Kementerian Kehutanan (Ditjen PHL, Biro HKLN, Dit. BPPHH) serta jajaran Pusbang Mitigasi selaku focal point Indonesia untuk AWG-FCC. DELRI mengikuti pertemuan secara daring dari Ruang Rapat Biro HKLN-Kemenhut, Gd. Manggala Wanabakti, Jakarta.**




Penulis Berita dan Foto:
Faisal Fadjri, S.T
Pranata Komputer Ahli Pertama
Penanggung Jawab:
Dr. Wening Sri Wulandari
Kepala Pusat Pengembangan Mitigasi dan Adaptasi Bencana Hidrometeorologi Kehutanan